Jumat, 07 Juni 2013

Konsep dan Mental imagery



Pengertian Konsep

Konsep adalah kontruksi atau bangun simbolis yang mempresentasikan beberepa ciri umum, yang biasanya ada pada ciri obyek atau kejadian. Contohnya: konsep bangun segitiga.(Anderson, 1991) Menurut Turner (1974) konsep adalah unsur-unsur abstrak yang menunjukkan fenomena dalam suatu bidang studi tertentu. Schwab (1969: 12-14) menyatakan bahwa konsep merupakan abstraksi, yaitu suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan, dan pengalaman-pengalaman kompleks.  Hal ini sejalan dengan pendapat Banks (1977:85) bahwa “a concept is an abstract word or phrase that is useful for classifying or categorizing a group of things, ideas, or events”, yang berarti bahwa konsep itu merupakan suatu kata atau frase abstrak yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan sejumlah hal, gagasan, atau peristiwa.  Dengan demikian, pengertian konsep menunjuk pada suatu abstraksi, penggambaran dari sesuatu yang konkret maupun abstrak (tampak maupun tidak tampak) dapat berbentuk pengertian atau definisi ataupun gambaran mental, atribut esensial dari suatu kategori yang memiliki ciri-ciri esensial relatif sama.
Bagaimana konsep itu bisa terbentuk menurut Kemp (1985) konsep dibentuk dengan menghubungkan berbagai fakta, benda, atau peristiwa yang memiliki kesamaan ciri yang kemudian diberi nama sendiri. Sebagai contoh, nama “buah” ialah konsep yang konkrit karena nama ini ditarik dari hasil observasi terhadap benda (buah-buahan) tertentu seperti jeruk, nanas, rambutan yang mempunyai ciri-ciri yang sama yaitu bundar, harum, segar rasanya, dan keluar dari pohon.

Selanjutnya Kaplan (1964) membedakan tiga kelompok fenomena yang dapat dipelajari antara lain: Pertama ialah fenomena yang mudah di observasi secara langsung (direct observation) seperti warna buah jeruk. Kedua ialah fenomena yang lebih kompleks dan hanya dapat diobservasi secara tidak langsung (indirect observation) seperti “tanda cek” yang terletak disebelah kiri pernyataan “wanita”, dalam lembar jawaban kuisioner, yang menyatakan “jenis kelamin”. Ketiga adalah konstruk yaitu suatu bentuk teoritis yang didasarkan atas hasil observasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya, Intelligensi Quotion (IQ) dibentuk secara matematis atas dasar hasil observasi jawaban-jawabann yang diberikan terhadap sejumlah pertanyaan yang terdapat dalam tes-IQ.

Bruner (1966) menyatakan setiap konsep memiliki tiga unsur yaitu: (1) examples, (2) attributes dan (3) attributes value.  Adapun Joyce dan Weil (2000: 125) menyatakan bahwa setiap konsep memiliki 6 aspek, yang meliputi:
  1. Nama yaitu istilah atau etiket yang diberikan kepada satu kategori fakta yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
  2. Essential attributes atau criteria attributes, yaitu ciri-ciri yang menempatkan contoh-contoh konsep yang berlainan dalam kategori yang sama.
  3. Non essential attributes, adalah ciri-ciri yang tidak ikut menentukan apakah contoh termasuk ke dalam suatu kategori.
  4. Positive examples
  5. Negative attributes, ini tidak mewakili konsep
  6. Rule, adalah pernyataan yang mencakup semua criteria attributes.

Jika disimpulkan konsep adalah kategorisasi dari suatu objek, peristiwa, orang yang memiliki karakteristik umum. Dengan menggunakan konsep kita mampu mengorganisir suatu fenomena yang kompleks menjadi kategori kognitif yang lebih sederhana. Konsep memungkinkan kita mengklasifikasi objek baru berdasarkan pengalaman masa lalu. Selanjutnya, konsep juga dapat mempengaruhi suatu perilaku.  

Mental Imagery

Menurut Korn & Johnson (1983: 203) mental imagery adalah aktivitas menggambarkan suatu hasil tertentu sebelum hasil tersebut dicapai. Dengan visualisasi seseorang seolah-olah membuat rancangan gambar secara abstrak tentang hasil yang ingin dicapai. Richardson (1969) & Thomas (2003) menjelaskan bahwa mental imagery adalah sebuah proses atau peristiwa ketika individu merasakan dengan nyata terhadap suatu objek, kejadian, atau bahkan suasana tertentu, padahal objek, kejadian, dan suasana tersebut sebenarnya tidak ada secara inderawi pada saat terjadinya proses penggambaran mental berlangsung. Kemudian Shepard (1978: 125-137) mengemukakan mental imagery merupakan kemampuan manusia untuk menggambarkan kesan dalam pikiran sesudah stimuli original pada pandangan keluar. Sedangkan menurut Thomas (2010) mental imagery, secara literal sering dirujukkan sama seperti visualisasi, melihat dengan mata bayangan, mendengar sesuatu di dalam kepala, mengimajinasikan perasaan, dan sebagainya.

Komponen-komponen
Mental Imagery Terdapat tiga komponen terhadap mental imagery menurut Finke (1989:47) komponen-komponen tersebut ialah:
1.Stimulus, merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu, seperti kejadian, peristiwa, atau sebuah objek biasa.
2.Panca indera, organ-organ tubuh yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu via serabut saraf menuju otak sehingga perasaan atau sensasi yang diterima dapat ditafsirkan.
3.Memory sebagai sebuah proses pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) atau masa lalu oleh mental manusia.

Encoding adalah pemberian inisial dan registrasi terhadap informasi.
Storage adalah penyimpanan informasi yang telah dikodekan tadi, sedangkan
Retrieve adalah proses dalam penggunaan informasi yang telah tersimpan (stored information).

Proses Terjadinya Mental Imagery
Untuk memahami pengalaman yang terjadi dalam keseharian, individu membentuk representasi mental terkait dengan pengalamannya. Proses terjadinya representasi mental atau mental imagery merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan stimuli, panca indera dan memori.

Mata dan telinga yang menerima
informasi dari stimuli dikirimkan ke korteks visual dan korteks auditorik secara berturut-turut (Solso dkk, 2008: 182). Kemudian di kirimkan lagi untuk di proses secara mendalam terhadap informasi yang diterima ke area frontal di otak untuk menemukan apakah suatu kata mendeskripsikan benda hidup atau benda mati. Selanjutnya seiring pemrosesan informasi berlangsung, informasi-informasi sudah berhasil dipahami maknanya kemudian akan masuk atau tersimpan didalam short term memory (STM) sebagai tempat penyimpanan transitorik atau sementara (Solso, 2008: 181). Ketika seseorang merasa informasi yang telah diterimanya tersebut merupakan pengalaman yang menyenangkan ataupun yang bersifat traumatik karena mudah diingat dibandingkan pengalaman yang lain, maka informasi yang tersimpan di dalam STM akan di rehearsed (diulang-ulang) untuk kemudian di simpan kedalam long term memory (LTM). LTM juga berfungsi sebagai kemampuan manusia untuk memahami masa lalu dan menggunakanan informasi tersebut untuk mengolah “masa kini” atau menghubungkan pengalaman dimasa lalu dengan pengalaman sekarang. Teknik mnemonic ialah suatu teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan kembali informasi dalam memori (Solso, 2008: 226). Dari proses inilah manusia dapat membayangkan atau menggambarkan ulang kembali dan menampilkan kembali suatu informasi maupun kejadian di masa lalu dalam ingatan memori serta menghubungkannya dengan kejadian di masa sekarang ataupun masa depan. Hal ini sesuai dengan pengertian dari mental imagery itu sendiri, yaitu suatu representasi mental mengenai objek atau peristiwa yang tidak eksis pada saat terjadinya proses
pembayangan (Solso, 2008: 297).

Sumber :
eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor 1, 2013: 23-37
catatan kuliah kognitif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar