Hidup adalah sebuah pilihan. Ya,
sepertinya kita sudah ditakdirkan untuk membuat pilihan demi pilihan dalam kehidupan kita sendiri, terlepas suka atau
tidak. mulai dari tidur sampai terjaga, kita selalu dihapkan pada sebuah
pilihan. Ada beberapa hal yang harus kita pelajari dan cermati untuk menentukan
pilihan itu baik atau tidak, menguntungkan atau merugikan. Jika kita cermati
bahwa sebagian besar pilihan yang kita ambil sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Lingkungan memang mengambil peran yang sangat vital, dalam setiap
situasi dan kondisi yang kita hadapi. Secara tidak sadar kita sering mengalami
penyesalan di akhir pilihan itu. mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya terletak
pada bagaimana cara kita memandang apakah pilihan yang kita ambil itu disarkan
atas logika atau atas dasar pemainan emosi yang menyeret kita masuk kedalam
sebuah perangkap yang dimanfaatkan oleh para manipulator.
Menurut David J. Lieberman dalam
bukunya “agar siapa saja mau melakukan
apa saja untu anda” mengemukakan tujuh faktor ampuh yang dimanfaatkan oleh
para manipulator adalah rasa bersalah, intimidasi, memancingan ego, rasa takut,
rasa ingin tahu, hasrat kita untuk disukai dan dicintai. Mereka yang
memanfaatkan faktor-faktor ini akan berusaha mengalihkan kita dari logika ke
emosi. Karena mereka mengetahui bahwa mereka tidak bisa mengalihkan fakta, maka
mereka berusaha mempermainkan emosi kita dengan menggunakan salah satu atau
mengkombinasikan taktik-taktik berikut:
- Rasa bersalah: “Tega nian kamu mengatakan hal itu? aku sungguh kecewa karena kamu tidak mempercayaiku. Aku tidak tahu lagi siapa kamu ini sebenarnya.”
- Intimidasi: “Apa masalahnya, tidak bisakah kamu membuat keputusan? Apakah kamu tidak memiliki cukup kepercayaan diri untuk melakukan hal ini?”
- Pemancingan ego: ”Aku lihat kamu orang cerdas. Aku hanya tidak ingin membiarkan peluang emas berlalu darimu. Bagaimana mungkin? Bagiku, kamu sudah seperti diri aku sendiri.”
- Rasa takut: “kamu tahu, kamu bisa kehilangan kesempatan emas ini. aku yakin kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan. Aku sedang mengatakan padamu bahwa kamu tidak akan mendapat kesempatan emas ini lagi. Ini adalah kesempatan terakhir untuk menjadikannya kenyataan; mengapa kamu ingin melewatkan kesempatan emas ini?”
- Rasa ingin tahu: “ingat kamu hanya hidup sekali. Coba sajalah. Kamu toh selalu bisa kembali poada keadaan semula. Hal itu mungkin menyenangkan, mengasyikan; petualangan sejati! Kamu tidak akan pernah tahu kecuali kamu mencobanya, dan kamu bisa menyesal nantinya.
- Hasrat kita untuk disukai: “menurutku kamu suka tantangan. Orang lain pun berpikir demikian. Sungguh sangat mengecewakan jika kamu tidak ikut dengan bersama kita. Ayolah, tak seorang pun suka bila ada seseorang yang mundur, ini kesempatan kamu untuk membuktikan seperti apa kamu.”
- Cinta: “jika kamu mencintaiku, kamu tidak akan pernah menanyakan hal itu padaku. Tentu, aku benar-benar tulus mencintaimu. Aku tidak mungkin berbohong padamu. kamu tahu apa yang ada dalam lubuk hatiku, bukan? Kita akan menjalani hubungan yang menakjukan jika kamu biarkan dirimu larit dan menjalani hal-hal manis yang menanti kita di masa depan.
Perhatikan dan simaklah dengan
objektif, bukan hanya kata-kata tetapi juga pesan yang disampaikan. Maneuver-manuver
kotor ini bisa mengacaukan kemampuan anda dalam menyelami fakta. Ketika emosi
merasuk dalam pikiran, tahan sejenak perasaan anda dan perhatikan si pemberi pesan maupun pesan itu sendiri. Jika anda mendengar
pesan-pesan yang mirip dengan manipulator diatas, diamlah dan evaluasi kembali
situasi yang ada. Jangan bertindak
gegabah dan emosional. Tunggu dan
himpun fakta-fakta secara objektif sehingga anda tidak menjadi wajang si tangan
tahil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar