Minggu, 04 Mei 2014

Test Personality




Pengertian kepribadian
    Menurut Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya.
Dengan demikian, berdasarkan definisi di atas, kepribadian memiliki beberapa unsur, yakni:
·         Kepribadian merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata lain tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat.
·         Organisasi tersebut terdapat dalam diri individu. Jadi, tidak meliputi hal-hal yang berada diluar didri individu.
·         Organisasi itu berdiri diatas sistem psikis, yang menurut Allport meliputi: sifat, bakat, serta sistem fisik (anggota dan organ-organ tubuh) yang saling terkait.
·         Organisasi itu mementukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap
lingkungannya.

Beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
1)  Observasi Direk adalah salah satu metode untuk mengukur kepribadian. Observasi direk diadakan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang. Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Methode.
b. Incident Sampling Methode Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebagainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
2)   Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati orang lain dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sulit secara bertahap.
b. Exhaustive Interview Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.
Macam-Macam Tes Kepribadian Tes kepribadian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Tes proyeksi dan Tes Invantori.
Tes Proyeksi    

Tes proyeksi digunakan untuk pengungkapan aspek psikologis seseorang dengan menggunakan alat proyeksi. Tes ini berdasar pada eksternalisasi aspek-aspek psikis terutama aspek-aspek ketidaksadaran ke dalam suatu stimulasi/rangsang yang kurang atau tidak berstruktur yang sifatnya ambigu agar dapat memancing berbagai alternatif jawaban tanpa dibatasi oleh apapun. Pelopor tes proyeksi adalah Freud (1984) dengan teori psikodinamikanya, dan kemudian dikembangkan oleh Herman Rorschach (1921) dengan tes Rorschach dan Murray (1935) dengan tes TAT (Thematic Apperception Test) untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian manusia.

Tes proyeksi memberikan stimuli yang artinya tidak segera jelas; yaitu beberapa hal yang berarti dia mendorong klien untuk memproyeksikan kebutuhannya sendiri kedalam situasi tes. Tes proyeksi sendiri adalah tes yang tidak mempunyai jawaban benar atau salah, klien yang diuji harus memberikan arti terhadap stimulus sesuai dengan kebutuhan dalamnya, kemampuan dan pertahanannya diri.

Oleh karena tes proyektif menuntut kesimpulan yang luas atau kualitatif (tend to subjective). Kecenderungan untuk subjektif ini dapat diatasi dengan pengetahuan, pengalaman yang besar terhadap tes. Validitas dan reliabilitas tes rendah, karena dalam memberikan kesimpulan sangat luas.

      CIRI-CIRI TES PROYEKSI
  1. Adanya Stimulus yang tidak terstruktur ; memungkinkan subyek mempunyai alternative pilihan jawaban yang banyak. 
  2. Subjek yang mengerjakan tes tidak begitu sadar akan tujuan stimulus yang diberikan serta apa implikasinya. 
  3. Tugas pemeriksa adalah melakukan analisi dan interpretasi holistic-geografis. 
  4. Adanya Stimulus yang ambigu; memungkinkan subyek merespon stimulus tersebut sesuai interpretasinya masing-masing.Stimulusnya kurang mempunyai obyektifitas relative ; memunculkan individu diferensis dari masing-masing subyek 
  5. Global Approach ; menurut kesimpulan yang luas.
Macam-macam  tes proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Associative Techniques. Subjek menjawab stimulus dengan perkataan, image, atau ide-ide yang pertama kali muncul. Ex : Rorschach Inkblots, Word Association
  1. Construction Procedures. Subjek mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita). Dan dari cerita itulah keadaan psikologis klien diungkap. Ex : TAT, MAPS (Make a picture story)
  1. Completion Tasks. Melengkapi kalimat atau cerita yang sudah ada disedikana sebelumnya. Ex : SSCT, Rosenzweig Picture-Frustation Study
  1. Choice Or Ordering Devices. Mengatur kembali gambar, mencatat referensi atau semacamnya. Ex : Szondi Test, Tomkins-Horn Picture Arrangement Test
  1. Expressive Methods. Gambar, cara / metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi. Ex : BAUM, HTP, DAP
f.    test wartegg
FUNGSI TES PROYEKSI

Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan psikologi bawah sadar seseorang yang selama ini di repres kealam bawah sadar. Melalui tes proyeksi ini diharapkan dinamika psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat bantu tes-tes proyeksi.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES PROYEKSI

kelebihan
  • Dapat mengungkap hal-hal di bawah sadar untuk keperluan klinis
  • Dapat menurunkan ketegangan
  • Bersifat ekonomis
  •  Rapport dan keleluasaan penggunaan

Dapat berfungsi sebagai ice breaker karena tugas-tugasnya menarik dan tidak membosankan bahkan seringkali menghibur ; teknik proyektif non verbal bisa di gunakan untuk anak-anak, individu buta huruf dan individu dengan gangguan bicara.

  • Faking. Umumnya bisa menghindarkan kecenderungan faking karena tujuan tes seringkali kabur dan sulit di tebak.
  • Variable tester dan situasi. Teknik proyektif lemah dalam standarisasi, administrasi maupun skoringnya, sehingga variable tester dan situasi tes menjadi sangat penting.
  • Norma. Tidak ada norma standart sehingga seringkali tester menggunakan pengalaman subyektifnya dalam menginterpretasikan sehingga menjadi bias.
  • Reliabilitas. Teknik proyektif mempunyai prosedur scoring yang kurang terstandarisasi sehingga reliabilitas skorer/penilai menjadi sangat penting dengan cara membandingkan konsistensi respon dari subyek.
  • Validitas. Teknik proyektif lemah dalam hal validitas tapi dapat di atasi dengan   mengguanakan alat ukur lain yang mengungkapkan hal yang sama.

Kekurangan
  • Validitas dan reliabilitasnya rendah
  • Tester harus memiliki keterampilan yang khusus untuk dapat menggunakan tes ini dalam kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
  •  interpretasinya bisa subyektif
  • butuh license untuk menginterpretasinya (psikolog)
  • interpretasinya susah, administrasinya juga lumayan karena harus observasi dan denger klien juga.
  • Ujiian ini hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya
  • dari ujian ini pada objek yang sama dapat disimpulkan berbeda oleh pengamat yang berbeda
  •  
     
TES INVENTORI KEPRIBADIAN
Tes inventori merupakan test report untuk menentukan karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude) dan nilai-nilai (value). Tes inventori berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka.
Masalah dalam tes inventori kepribadian: Tes inventori kepribadian tidak bersifat culture free. Oleh karena itu aspek budaya harus di pertimbangkan. Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitif terhadapa perubahan, maka sulit mmeperoleh reliabilitas yang tinggi.
Kelemahan tes: itemnya ambigu dan perintah tidak jelas. Subjek ingin menunjukan kesan tertentu pada penguji. Terdapat penafsiran yang berbeda-beda. Faking atau tidak jujur. Item yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban tertentu.
Ada tiga Macam Tes Inventori
1.                  Tes inventori Kepribadian
·  MMPI, (Minnesota Personality Inventory)  Terdiri dari 550 pernyataan positif yang diberikan jawaban beenaratau salah dan tidak dapat mengatakan, item MMPI menggali areayang sangat luas seperti: kesehatan, symptom psikosomatis, gangguan neurologis, gangguan motoric, seksual, religious, sikap social, pendidikan, pekerjaan, keluarga, perkawinan, manifes perilaku neurotic atu psikotik (missal obsesi kompulsif, delusi, halusinasi, referensi ide,fobia, sadis-masokis).

·   PIC (Personality Inventory For Children) Dirancang untuk anak-anak dan remaja usia 6 – 16 tahun. Dapat juga digunakan untuk usia 3 – 5 tahun. Terdiri dari 600 item, benar- salah. Yang menjawab adalah orang dewasa yang mengetahui banyak tentang anak atau remaja tersebut, terutama ibunya.


·  MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory). Terdiri dari 175 pertanyaan self-descriptive yang diringkas untuk dijawab benar-salah oleh testee. Dirancang untun pasien klinis berusia diatas 17 tahun. Meliputi 29 skala klinis, setiap skala didasarkan pada 16-47 item yang overlap.

·  16 PF (Sixeen Personality Factor Questionnaire) Dibuat untuk usia 16 tahun keatas.Mengungkap 16 trait. Mmiliki kunci untuk verifikasi jawaban yang diebut Motivational Distortione.


·  EPPS (Edwards Personal Preference Schedule). Terdiri dari 225 pasang pertanyaan. Testee memilih salah satu dari pasangan item yang ada. Menggunakan skor ipsaptif, dimana kekuatan need tidak dinyatakan secara absolut tetapi dihubungkan dengan need yang lain.
·  PRF (PERSONALITY RESEARCH FROM),
·   TAT (Thematic Apperception Test)

2.              Tes Inventori Minat

·  SCII (Strong-Cambell Interest Inventory),
·  JVIS (Jackson Vocational Interest Survey)
·  KPR-V (Kuder Preference Record- Vocational)
·  CAI (Career Assessment Inventory)
·  RMIB (The Rothwell-Miller Interest Blank)

3.         Tes inventori Nilai
·  Study Of Value
·  WVI (Work Value Inventory)

EPPS (Edward Personal Preference Schedule)
a. Didesain terutama untuk instrument dalam penelitian dan konseling, untuk mengukur secara tepat dan tepat sejumlah variable normal yang independen.
b. Disusun oleh Edward berdasarkan teori dari H.A.Murray tentang need.
c. H.A Murray = 20 need diambil 15 eed oleh Edward.
d. Lima (5) yang tidak digunakan: counter action, defendance, rejection, play, understanding.
e. Need yang diungkap dalam EPPS merupakan gejala kontinum dan tertuang dalam bentuk Forced Choice
f. Mengukur kebutuhan bukan kemampuan.
EPPS termasuk tes kepribadian yang bersifat objektif. Ciri-cirinya:
a) Tidak ada batas waktu untuk mengerjakan.
b) Ekspresi jawaban dibatasi oleh alternative yang tersedia.
c) Respon merupakan gambaran dari kondisi internal subjek.
d) Norma memberikan gambaran mengenai kondisi subjek.
e) Korelasi antara jawaban dengan kondisi sebenarnya 0,871
Hal yang harus dihindari:
Adanya social desirability yaitu: sesuatu yang diinginkan oleh lingkungan social.
Diantisipasi dengan cara menyajikan dua pernyataan yang mengungkap trait kepribadian yang berbeda pada tiap item.
Lima belas (15) Need dalam EPPS:
1. Achievement : Berpartisipasi
2. Deference : Menyesuaikan diri dengan aturan
3. Order : Keteraturan dalam menunaikan tugas, hak dan kewajiban
4. Exhibition : Menunjukkan diri
5. Autonomy : Mandiri
6. Affiliation : Berempati
7. Interception : Berempati
8. Succorance : Hubungan social yang diwarnai ketergantungan
9. Dominance : Memimpin
10. Abasement : Merendahkan diri, kompromi, toleransi, menyesuaikan diri
11. Nurturance : Memberi perhatian yang diwarnai rasa sayang
12. Cange : Perubahan
13. Endurance : Keuletan, ketekunan
14. Heterosexual : Perhatian kepada lawan jenis.
15. Aggression : Bertentangan dengan orang lain
TES EPPS
o EPPS adalah salah satu tes kepribadian yang bersifat tes verbal
o Bentuk tes: Forced Choice Technique
o Subjek memilih alternatif A atau B yang sesuai dengan pilihannya
o Penggunaan EPPS; educative guidance, vocational guidance, personal problem. Biasanya disertai wawancara
o Data digunakan untuk membicarakan kekuatan relatif variabel dalam diri klien
o Ada kemungkinan terjadi kewaspadaan subjek sehingga bisa “berbohong”
o Korelasi antara apa yang dicerminkan keluar dengan keadaan dalam individu sebesar 0,871
o Terdiri dari 225 aitem
o Inventori kepribadian yang biasa digunakan penuh dengan muatan social diserability
o Menggunakan teori need Murray dari 20 need, Edward hanya menggunakan 15 need.
Instruksi
a) Subjek memilih satu dari dua pernyataan yang telah disediakan (A dan B) manakah yang lebih menggambarkan diri subjek
b) Apabila dua pernyataan tersebut sama-sama tidak disukai atau sama-sama disukai, subjek tetap harus memilih mana yang lebih khas menggambarkan diri subjek
c) Pilihan harus berdasarkan perasaan subjek tidak didasarkan apa yang dianggap wajar
d) Tidak ada jawaban benar dan salah
e) Jangan ada aitem yang terlewati
Skoring
a. Periksa jangan ada aitem yang telewat
b. Buatlah garis merah melalui
No. 1, 7, 13, 19, 25
No. 101, 107, 113, 119, 125
No. 201, 207, 213, 219, 225
c. Buatlah garis biru melalui
No. 26, 32, 38, 44, 50
No. 51, 57, 63, 69, 75
No. 151, 157, 163, 169, 175
d. Disebelah kanan ada kolom bertuliskan
  • n (need)
  • r (raw)
    • Dihitung menjajar (horisontal)
    • Hanya dihitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah
    • Maksimum 14
  • c (columm)
    • Dihitung secara vertikal
    • Hanya dihitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah
    • Maksimum 14
  • s (sum)
    • Jumlah r + c
    • Maksimum 28
Menghitung Konsistensi
Membandingkan jawaban A atau B yang kena garis merah dengan yang kena garis biru
Bila sama dalam kotak di bawah beri tanda, bila berbeda tidak diberi tanda
Jumlah berapa kotak yang terdapat tanda 
Tulis jumlah tanda pada con (consistency)
Maksimal 15 dan Minimal 10
PENORMAAN
Ubah raw score menjadi Percentil dengan menggunakan norma
Norma berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia:
Percentiles for college student
Percentiles for general adult group
PROFIL
Buat garis pada profil dengan titik awal pada percentil 50
Garis dibuat sesuai dengan jumlaj percentil yang diperoleh subjek pada masing-masing need
INTERPRETASI
o Berisi dinamika psikologis tentang need-need yang dimiliki oleh subjek
o Cek percentil need yaitu:
Tinggi : > 75
Rata-rata : 25 – 75
Rendah : <>
NEED
1. Need of Achievement
◦ Kebutuhan untuk menyelesaikan tugas- tugas yang sukar dan menarik (keinginan untuk berbuat sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang sukar dan menarik)
2. Need of Deference
◦ Kebutuhan untuk menyuruh orang lain memutuskan sesuatu pendapat bagi dirinya / kebutuhan untuk menyesuaikan diri, mengikuti, mengikuti tata cara atau norma.
3. Need of Order
◦ Kebutuhan untuk berbuat secara teratur dan rapi dengan suatu perencanaan sebelumnya
4. Need of Exhibition
◦ Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian / menonjolkan diri
5. Need of Autonomy
◦ Kebutuhan untuk berdiri sendiri dalam mengambil keputusan dan menghindari campur tangan orang lain
6. Need of Affiliation
◦ Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain, memberikan perhatian terhadap sesama.
7. Need of Intraception
◦ Kebutuhan untuk menganalisa motif / perasaan diri, memahami dan mengerti perasaan orang lain
8. Need of Succorance
◦ Kebutuhan untuk menerima bantuan dari orang lain (afeksi dari orang lain)
9. Need of Dominance
◦ Kebutuhan untuk mengatasi / mempengaruhi orang lain / memerintah/ mengatur orang lain berlaku sebagai seorang pemimpin
10. Need of Abasement
◦ Kebutuhan untuk merendahkan diri, adanya keberanian untuk mengakui kesalahan
11. Need of Nurturance
◦ Kebutuhan untuk merawat orang lain, bersedia memberikan pertolongan kepada siapa yang pantas dan layak menerimanya
12. Need of Change
◦ Kebutuhan untuk berubah / menginginkan atau mencoba hal - hal yang baru
13. Need of Endurance
– Kebutuhan akan keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan / mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapi
14. Need of heterosexuality
– Kebutuhan untuk bergaul dengan lawan jenis
15. Need of Aggression
–Kebutuhan untuk menyerang pendapat orang lain yang berbeda / untuk suka mempermainkan orang lain
Masing-masing need memiliki sisi positif dan negative.
Ada korelasi positif dan negatif antar need-need dalam tes EPPS
Achievement
+ : Kemauan dan kesanggupan untuk berprestasi
- : Ambisius yang merugikan
Deference
+ : Kemauan untuk menyesuaikan diri
- : Kecenderungan suggestible, kurang kritis
Order
+ : Kebutuhan untuk keteraturan
- : Mengurangi kreativitas dan takut menyimpang
Exhibition
+ : Mampu menunjukkan diri, PD, optimis, extraversi
- : Mengurangi kontrol diri dan disiplin diri, memamerkan diri
Autonomi
+ : Keinginan untuk mandiri, tidak tergantung
- : Kurang mampu adaptasi, fanatik
Afiliation
+ : Kebutuhan terhadap perhatian orang lain yg harmonis, pengertian dan toleransi
- : Kurang tegas
Intraception
+ :Mampu menganalisa perasaan diri dan orang lain
- :Kurang dapat mengambil jarak
Succorance
+ :Kebutuhan untuk menerima bantuan dari orang lain
- :Pasif, manja
Dominace
+ :Keinginan untuk memimpin, mempengaruhi, membimbing, mengarahkan.
- :Otoriter
Abasement
+ : Merendahkan diri untuk menyesuaikan diri, kompromi, toleransi
- : Labilitas emosi, merasa bersalah
Nurturance
+ : Kehangatan perasaan
- : Kurang rasional
Change
+ : Fleksibel, melakukan perubahan
- : Tidak tetap pada pendirian
Endurance
+ : Keuletan, kegigihan dalam menyelesaikan pekerjaan
- : Rigid, asal tahan tidak didasari pertimbangan lain
Heterosexual
+ : Kehidupan sex sehari-hari dalam batas normal
- : Overacting dalam kehidupan sex atau justru tidak sama sekali
Aggression
+ : Progresif, mampu mengontrol agresi, berani
- : Nekad, perbuatan destruktif dalam segala bentuk
LOVE (Kebutuhan Halus)
1. Deference
2. Order
3. Affiliation
4. Intraception
5. Succorance
6. Abasement
7. Nurturance
8. Endurance
HATE (Kebutuhan Kasar)
1. Achievement
2. Exhibition
3. Autonomy
4. Dominance
5. Change
6. Heterosexual
7. Aggression
KRITIK TERHADAP EPPS
Skor Epsaptif
◦ Skor mutlak tapi relatif
◦ Tingginya skor dalam suatu need diikuti dengan rendahnya skor pada need yang lain.
— Interpretasi tidak bisa interpersonal, melainkan intrapersonal
— Ada kekacauan metodologis yaitu norma yang dibuat dengan menggunakan skor secara absolut
— Administrasi melelahkan dan membosankan
— Norma out of date