Kamis, 06 Juni 2013

Pengertian dan Proses Kecemburuan



Pengertian kecemburuan (jealousy) secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yaitu zelos yang menunjukkan kepada suatu usaha untuk menyamai atau melebihi, menujukkan semangat serta intensitas dari perasaan (Pines, 1998). Knox (dalam Caroll, 2005) mendefinisikan kecemburuan (jealousy) sebagai suatu reaksi emosional  terhadap suatu hubungan yang dirasakan terancam hilang. Salovey (1991) kemudian menambahkan bahwa kecemburuan merupakan suatu pengalaman emosi ketika seseorang merasa terancam hilangnya suatu hubungan yang penting atau bermakna dengan orang lain (pasangannya) terhadap ”rival” atau saingannya.
Psikolog Gordon Clanton (dalam Buss, 2000) memberikan pengertian kecemburuan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang mengekspresikan ketakutan akan kehilangan pasangan atau ketidaknyamanan atas suatu pengalaman nyata ataupun pengalaman imaginasi terhadap pasangannya yang membentuk hubungan dengan pihak atau orang ketiga. Martin Daly dan Margo Wilson (dalam Buss 2000) mendefinisikan kecemburuan sebagai suatu keadaan (state) yang terbangkitkan oleh suatu ancaman yang dirasakan terhadap suatu hubungan, yang kemudian memotivasi munculnya perilaku yang bertujuan untuk membalas kecemburuan tersebut.
Pengertian kecemburuan dari Gordon Clanton di atas, memberikan dua inti dari kecemburuan yaitu ancaman dari hilangnya pasangan dan hadirnya pihak ketiga. Sedangkan pengertian kecemburuan yang dikemukakan oleh Martin Daily dan Margo Wilson, menambahkan ada tiga faset dari kecemburuan. Pertama, kecemburuan merupakan suatu keadaan, yang berarti bersifat sementara atau episodik, bukan merupakan suatu penderitaan yang permanen. Kedua, kecemburuan merupakan suatu respon terhadap suatu ancaman kepada hubungan yang berarti. Ketiga, kecemburuan memotivasi perilaku tertentu dalam mengahdapi ancaman, misalnya memberikan ancaman seksual atau ancaman financial.
Dari definisi diatas, kecemburuan bukanlah suatu konsep yang sederhana dan bukanlah suatu emosi tunggal, tetapi merupakan kombinasi dari emosi- emosi negatif (Bringle & Bunk 1985). Namun tiga hal yang paling tepat dalam mendefiniskan kecemburuan adalah hurt, anger, dan fear. Hurt terjadi karena adanya persepsi bahwa pasangan tidak menghargai komitmen yang telah disepakati bersama dalam menjalin hubungan, sedangkan fear dan anxiety dihasilkan dari kemungkinan yang mengerikan akan ditingalkan dan kehilangan pasangan. (Guerrero & Andersen, 1998 dalam Brehm, 2002).
Tipe-tipe kecemburuan
Miller et al., (2007) menggolongkan kecemburuan menjadi dua tipe. Tipe yang pertama adalah reactive jealousy terjadi ketika seseorang menjadi sadar terhadap tekanan yang actual pada suatu hubungan yang bernilai (Bringle & Buunk, 1991; Parrott, 1991 dalam Miller et al., 2007). Stimulus yang menekan tersebut tidak harus terjadi pada saat ini, bisa saja merupakan antisipasi untuk masa yang akan datang. Tipe yang kedua adalah suspicious jealousy terjadi ketika salah satu dari pasangan tidak berbuat kesalahan dan salah seorang lainnya merasa curiga namun tidak memiliki bukti. Suspicious jealousy menyebabkan rasa khwatir, tidak percaya, waspada dan tingkah laku memata-matai pasangan untuk menguatkan hal-hal yang ia curigai.
Proses kecemburuan
Kecemburuan yang dialami seseorang mengalami tahapan-tahapan, terdapat lima tahapan kecemburuan antara lain:
1.       Tahap awal (primary appraisal) pada tahap ini seseorang merasa adanya ancaman pada hubungan percintaannya, tahap ini menunjukan ambang kecemburuan seseorang. Setiap orang memiliki ambang kecemburuan yang berbeda-beda. Dalam tahap ini pandangan seseorang tentang hubungan percintaan dan ancaman yang ada saling mempengaruhi. Orang yang memandang hubungan secure, membutuhkan ancaman yang sangat kuat untuk membuatnya cemburu. Namun bagi orang yang merasa insecure pada suatu hubungan , kecemburuan bisa saja muncul meskipun ancamannya sangat lemah.
2.       Tahap kedua (secondary appraisal) pada tahap ini individu berusaha untuk memahami situasi dengan lebih baik dan berpikir mengenai cara mengatasi cemburunya. Namun sering kali pada tahap ini seseorang mengambil kesimpulan yang ekstrem dan berdasarkan kemungkinan yang buruk.
3.       Tahap ketiga pada tahap ini melibatkan reaksi emosional dengan tidak menyadari bahwa yang mereka pikirkan adalah hal yang tidak rasioanl. Jenis-jenis emosi yang dirasakan saat seseorang sedang mengalami kecemburuan antara lain marah, terhadap pasangan atau oarang ketiga, cemas akan kehilangan hubungan percintaannya, depresi dan sedih.
4.       Tahap keempat adalah coping. Menurut Bryson (dalam Bhem, 1992) perilaku coping terhadap kecemburuan dibagi kedalam dua orientasi tujuan. Pertama adalah usa3ha untuk mempertahankan hubungan. Usaha itu dapat menghasilkan perilaku baik konstruktif maupun destruktif. Contoh usaha kontruktif adalah membicarakan masalah itu dan bersa3ma-sama mencari jalan keluarnya. Usaha destruktif adalah menghindari konflik seolah-olah tidak ada masalah sama sekali. Kedua usaha untuk mempertahankan self-esteem yaitu bersifat kontruktif dan destruktif. Contoh usaha konstruktif adalah memutuskan hubungan percintaan dengan dengan baik-baik. Contoh usaha destruktif adalah menyerang pasanagan baik secara verbal maupun nonverbal.
5.       Tahap kelima adalah hasil dari prilaku coping yang bersifat konstruktif terhadapa kecemburuan yang akan mengrangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh rasa cemburu dan berguna untuk mempernaiki kualitas hubungan.
Daftar pustaka
Aditya, P. & Sarwono, S.W. (2009). Kecemburuan pada Kaum Homoseksual Pria (Gay) di Jakarta. Jurnal Maind Set, 1, 55-62.
www.psychologymania.com

1 komentar:

  1. selamat pagi ka boleh minta jurnalnya ka? bisa kirim via email? makasih ka

    BalasHapus