Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang (antara si
pewawancara dan narasumber, antara klien dengan psikolog) tujuannya adalah agar
orang yang diperiksa mengungkapkan isi hatinya, gagasan-gasannya, pandangannya,
pendapatnya dan lain-lain sehingga pewawancara dapat menggali semua informasi
yang diperlukan. Wawancara adalah salah satu alat bantu dari metode observasi.
Teknik wawancara
1.
Wawancara bebas, pertanyaaan dan jawaban
diberikan sebebas-bebasnya oleh pewawancara maupun yang diwawancara.
2.
Wawancara terarah, dalam hal ini ada beberapa
pokok yang harus diikuti pewawancara dalam mengadakan wawancara.
3.
Wawancara terbuka, pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya sudah ditentukan, tetapi jawaban dapat diberikan bebas, tidak
terikat.
4.
Wawancara tertutup, pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya sudah ditentukan dan kemungkinan jawabannya juga sudah disediakan
sehingga orang yang di wawancarai tinggal memilih antara
kemungkinan-kemungkinan jawaban itu, misalnya “ya” dan “tidak” atau “sangat
setuju”, “setuju” dan “tidak setuju”.
Wawancara menurut cara pelaksanaan:
1.
Wawancara tatap muka atau langsung
2.
Wawancara melalui telepon
3.
Wawancara melalui surat/email
4.
Wawancara online melalui chatting
5.
Wawancara tertulis
Wawancara menurut Metodenya ( Theo Stokkink )
1.
Wawancara terarah (terfokus pada topik tertentu)
2.
Wawancara tidak terarah (tidak terfokus pada
satu topik)
Menurut suasana:
1.
Wawancara formal
2.
Wawancara semiformal
3.
Wawancara informal
Wawancara menurut Waktu Pelaksanaan
1.
Teragenda/terencana
2.
tak teragenda/mendadak.
Wawancara menurut tempat Pelaksanaan
1.
Di lokasi peristiwa
2.
Di luar lokasi
3.
In door
4.
Out door
Wawancara menurut Gayanya ( Masduki )
1. Simpati
2.
Empati
3.
Keras/memaksa
wawncara menurut tipe dari pertanyaan:
1.
Why question atau Exsplanation Question
2.
Yes atau No Question
3.
Tag Question (persetujuan/penegasan)
Observasi
Observasi
adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan
pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Sebelum observasi itu
dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih
dahulu aspek-aspek apa yang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang.
Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga
tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang
telah dirumuskan tersebut.
Observasi berdasarkan situasi
1.
Observasi situasi bebas (free situasion),
observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa
adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang dilakukan
terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas.
2.
Observasi situasi yang dimanipulasikan
(manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang oleh pengobservasi
dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya seorang pengobservasi
ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok siswa.
3.
Observasi situasi yang setengah terkontrol
(partially controlled), jenis observasi ini adalah merupakan kombinasi dari
kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang dimanipulasika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar